Header Ads

ads header

Breaking News

Hima Persis Jabar beri catatan kritis program pendidikan militer KDM



 


Bandung Jawa Barat (HARIAN SUARA INTELEKTUAL)
Militerisasi Anak Nakal*Hima Persis Jawa Barat

Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi telah menginisiasi program pembinaan pelajar bermasalah di barak militer. Program ini, yang dinamai Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan, menyasar siswa tingkat SMP dan SMA yang dianggap bermasalah dalam perilaku dan kepribadian. Dengan melibatkan TNI dan Polri, program ini dilaksanakan di Rindam III/Siliwangi Bandung dan Resimen Armed 1 Kostrad di Purwakarta.

Kebijakan ini segera menimbulkan kontroversi. Komnas HAM, sejumlah anggota DPR, dan pengamat pendidikan menilai bahwa pelibatan militer dalam pembinaan siswa dapat menimbulkan efek psikologis yang tidak sesuai dengan prinsip perlindungan anak. Namun, terlepas dari polemik tersebut, program ini sesungguhnya membuka ruang refleksi yang lebih dalam: mengapa sampai ada siswa yang harus dididik di barak militer? Siapa yang sesungguhnya gagal menjalankan fungsi pembinaan?

*Krisis Pendidikan dalam Keluarga*

Fenomena “anak nakal” tidak muncul dalam ruang hampa. Ia merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait: pola asuh keluarga, lingkungan sosial, tekanan ekonomi, dan lemahnya institusi pendidikan karakter di sekolah. Dalam konteks ini, kebijakan Pemprov Jabar secara tidak langsung menyingkap adanya krisis peran keluarga dalam pendidikan anak. Ketika orang tua menyerahkan anaknya untuk dibina di lingkungan militer, itu menandakan adanya kemacetan komunikasi, kegagalan otoritas moral, dan minimnya kemampuan mendidik dengan pendekatan kasih sayang.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter anak. Ketika peran ini melemah, anak rentan mencari validasi di luar rumah—termasuk dalam perilaku menyimpang.


Dukungan Kritis terhadap Kebijakan KDM

Sebagai organisasi yang peka terhadap isu pendidikan dan moral generasi muda, Hima Persis Jawa Barat memandang bahwa perhatian Gubernur terhadap pelajar bermasalah patut diapresiasi. Pelajar yang menyimpang bukan untuk dijauhi atau dikucilkan, melainkan perlu dibina. Mereka adalah aset sumber daya manusia Jawa Barat yang harus diselamatkan dari keterpurukan moral dan sosial.

Namun demikian, pendekatan berbasis disiplin militer, meskipun berniat membentuk kedisiplinan, tidak dapat dijadikan solusi tunggal. Ada risiko dehumanisasi dan pendekatan represif yang kontraproduktif, terutama jika tidak dilandasi oleh kajian psikologis dan pedagogis yang matang. Pendidikan karakter seharusnya berangkat dari pemahaman terhadap konteks kehidupan anak, bukan hanya dari gejala perilaku semata.

Alternatif Solusi: Pendidikan Berbasis Keluarga dan Komunitas

Hima Persis Jawa Barat mendorong solusi yang lebih konstruktif dan berkelanjutan untuk menangani krisis ini, antara lain:

1. Revitalisasi Pendidikan Keluarga

Pemprov Jabar harus menginisiasi program parenting education berbasis masjid, pesantren, dan komunitas, agar orang tua memiliki bekal mendidik anak di era disrupsi sosial dan teknologi.

2. Penguatan Guru Bimbingan Konseling

Setiap sekolah harus memiliki tenaga konselor profesional yang mampu menangani siswa bermasalah secara psikologis dan pedagogis, bukan sekadar administratif.

3. Pusat Rehabilitasi Remaja Berbasis Nilai

Pendirian pusat pembinaan remaja yang berbasis nilai Islam, budaya lokal, dan pendekatan psikososial perlu menjadi kebijakan jangka panjang.

4. Kolaborasi dengan Ormas dan Komunitas Pemuda

Organisasi seperti Hima Persis, karang taruna, dan komunitas lainnya dapat berperan sebagai fasilitator pembinaan karakter melalui kegiatan edukatif, kultural, dan spiritual.

Penutup.

Membina generasi muda yang menyimpang tidak cukup hanya dengan pendekatan kedisiplinan ala militer. Diperlukan pendekatan yang humanis, kontekstual, dan berbasis nilai-nilai kebaikan universal. Pemerintah daerah, dunia pendidikan, keluarga, dan organisasi masyarakat harus bersinergi membentuk ekosistem pendidikan karakter yang utuh.

Hima Persis Jawa Barat siap menjadi mitra dalam upaya besar ini. Kami percaya bahwa masa depan Jawa Barat ditentukan oleh sejauh mana generasinya dibina dengan cinta, nilai, dan tanggung jawab bersama.(Red/Deden Wafa)

Tidak ada komentar