Header Ads

ads header

Breaking News

Boroknya Pelayanan RSUD Menggala, Yusuf Zais : Itu Urusan PMI Bukan Kami


Tulangbawang Lampung (SUARA INTELEKTUAL COM)Kabid pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala, Yusuf Zais angkat bicara terkait keluhan salah satu pasien mengenai persoalan transfusi darah hingga memicu kekecewaan dari pihak keluarga korban tentang buruknya pelayanan RSUD setempat. 

Menurut Yusuf Zais, perihal mengenai stok maupun ketersediaan penambahan darah yang di butuhkan terhadap pasien, itu merupakan tanggung jawab penuh Palang Merah Indonesia (PMI) Tulangbawang sebagai penyedia, bukan pihak RSUD. 

"Mengenai persoalan ini saya belum mengetahui nya, sebab sejauh ini tidak ada yang memberi info kepada saya. Kalau mengenai urusan ketersedian maupun mekanisme untuk penambahan darah pasien, itu mutlak urusan nya PMI bukan pihak rumah sakit," Ungkap Yusuf Zais saat di temui di RSUD setempat, Senin (3/06/2024). 

Dia memastikan, persoalan itu akan segera di tindak lanjuti untuk di agendakan dalam pembicaraan. Bahkan dia menyampaikan ungkapan terimakasih atas saran dan masukan dari pihak keluarga pasien. 

"Nanti akan kami bicarakan, terimakasih atas saran dan masukan," Kata Yusuf. 

Disisi lain, Direktur unit donor darah PMI Tulang Bawang, Anse Diane Valentiene Messah di dampingi Yoga Muyes dan beberapa staf PMI lain nya mengakui jika terdapat mis komunikasi antara PMI, perawat RSUD terhadap keluarga pasien. 

"Mungkin ada mis komunikasi karena kami tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada pihak keluarga pasien tentang darah itu, sebab sebelumnya pihak perawat RSUD menghantarkan sample darah pada malam hari sehingga kawan-kawan PMI berfikir karena urgent dan darah yang di berikan pun darah yang sudah ready," Ungkap nya. 

Mengenai pemberian darah stok lama, Anse beralasan jika sebelumnya darah tersebut telah di booking oleh pihak lain, lalu kemudian di cancel oleh pemesan, sehingga darah yang di donor oleh keluarga pasien EL pada sehari sebelum dilakukan transfusi tidak di berikan kepada pasien. 

"Pak stok darah itu yang pertama tadi sudah menjadi bookingan orang lain dan beberapa saat kemudian di cancel, sehingga darah itu yang kami berikan kepada keluarga bapak, tidak ada kami pembohongan publik, dan darah bapak pun masih ada, itupun jika di butuhkan pasien maka akan kami berikan lagi," Katanya. 

Diberitakan sebelumnya, keluarga pasien EL yang merupakan warga Menggala mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Menggala. 

Pihak keluarga juga menilai, terdapat keteledoran dan sikap kurang kooperatif oleh PMI Tulangbawang dalam memenuhi kebutuhan RSUD sebagai Mitra kerjasama dalam penyediaan stok darah. 

Kekecewaan itu bermula sejak pihak RSUD bersama PMI menyatakan pasien membutuhkan 2 kantong darah dengan golongan O akibat HB rendah, namun pihak RSUD bersama PMI hanya bisa menyediakan 1 kantong darah saja lantaran stok habis, kemudian mereka menyarankan kepada pihak pasien untuk mencari pendonor dengan golongan darah yang sama atau pihak keluarga pasien untuk membeli secara mandiri. 

Choibar Nurdiansyah keponakan pasien berinisiatif mendonorkan darah sehari sebelum di lakukan transfusi terhadap pasien karena mengingat kondisi pasien semakin melemah. Setelah di lakukan transfusi dan darah tersebut mesti di endapkan selama 8 hingga 12 jam sebelum di berikan kepada pasien. 

Namun ironisnya, ke esokan harinya tepat di hari ke 3 pasien EL di rawat, pihak RSUD dan PMI justru memberikan sekantong darah dengan data donor tertanggal 19 Mei 2024 dengan kata lain stok darah lama. 

Hal itu sontak membuat kaget pihak keluarga pasien dan mengundang berbagai pertanyaan hingga memicu amarah lantaran pihak keluarga merasa di bohongi. 

Pihak keluarga pasien menyoal tentang pembohongan publik yang di lakukan PMI Tulangbawang terhadap keluarga pasien, sebab di saat pasien sedang membutuhkan dan dalam keadaan emergency justru pihak PMI menyatakan stok darah habis, setelah di lakukan pendonoran justru darah berbeda dengan data donor lama yang di berikan. Keluarga pasien menyayangkan jika terjadi suatu hal yang tidak di inginkan terhadap pasien akibat ulah oknum PMI yang terkesan mengabaikan keselamatan pasien atas tujuan tertentu. 

Kelurga pasien sebelumnya telah mengadu ke ketua DPRD Tulangbawang tentang keluhan itu, namun ketua DPRD Tulangbawang tidak memberikan respon sedikitpun.(Red)

Tidak ada komentar